Serial Larva adalah salah satu
kartun yang tayang banyak kali sehari di G*****TV. Serial ini selalu ngasih
kejutan di akhirnya. Tapi anehnya, rasanya tetap monoton. Apapun judulnya,
apapun usaha yang dilakuin si Larva merah, selalu sia-sia, percuma dan gak ada
ngaruhnya. Entah kenapa dia selalu ketiban apes, dan akhirnya selalu naas.
Pas nonton mungkin kalian akan sama
kayak saya: geregetan! Kenapa tidak, kok bisa sih si tuan Larva Kuning selalu
menang dalam segala hal? Selalu beruntung? Selalu dapat enaknya? Sementara di
sisi lain, lihatlah, betapa nestapanya si Merah.
Sebelnya lagi, di situ gak dijelasin
kenapa Larva Kuning selalu ketiban hoki. Entah dia punya pita keberuntungan,
gelang ajaib, lampu ajaib, ramuan keberuntungan, mantra tolakbalak, atau pasang
susuk, kali? Duuhh, gak ada penjelasan sama sekali.
Kadang membuat kita pengin nabokin
yang bikin, kenapa sih si merah selalu kalah sempelah berdarah-darah(?) padahal
dia sudah mengupayakan segala cara. Sampai gak tidur, sampai mau bagi makanan
sama yang Kuning, sampai latihan menatap, duh segala macem deh. Kalo dipilih
istilah sih, tangguh. Tapi toh itu semua gak ngefek. Selalu aja jadi yang di
bawah.
Di sini seolah kita dituntut percaya
sama takdir. Takdir yang selalu nampak tidak adil. Kemudian kita disuruh
mendadak lumpuh sama watak. Bahwa watak tidak bisa diubah, tidak bisa
diperbarui. Sekali menyebalkan tetap menyebalkan.
Hemmh. Yang kayak gini spasti pernah
kita alami.
Saat kita susahpayah
jengkangjengking kepalajadikaki-kakijadikepala meras keringat sanasini nyiapin
iniitu selalu dikalahin sama orang yang tiap waktu ongkangongkang kongkalikong main
game makan minum kayak gak punya utang gitu.
Rasanya pengin nelen orang itu
hiduphidup tanpa dikecapin.
Tapi gak pernah kesampaian.
Ya, karena dia sudah di garis finish
sementara kita masih muter-muter di palang start.
Rasanya kita menjadi orang yang sama
sekali tak berguna bagi agama nusa dan bangsa. Rasanya pengin nyungsep seharian
di balik rerimbunan bunga lalu keluar bagai kupu-kupu.
Tapii…
Kalo kita lihat lebih detail, ada
hal yang selalu dilakukan oleh Larva Kuning yang (gue rasa enggak) cukup untuk
membayar keberuntungan-keberuntungan itu.
Apa itu? : se-nyum. Ya, SENYUM.
Dia selalu tersenyum apapun yang
terjadi.
Kemudian: Ingin tahu
Dia selalu penasaran apa yang tidak
diketahuinya…
Lagi: Menikmati.
Apa yang terjadi biarlah… yang perlu
dilakukan saat ini adalah menikmati, sebelum semuanya pergi dan kita menyesal.
Tapi apakah itu mudah dilakukan di
zaman antahberantah ini? Tidak, tentu tidak. Jari kelingkingku saja mantap
berkata tidak.
Siapapun kita sekarang, tuan larva
merah atau kuning, kita sedang diuji.
Dan selamat untuk kalian para larva
kuning. Dan buat kami para larva merah, mari kita selalu menunjukkan SIM
(senyum, ingintahu, menikmati) kepada setiap butir peristiwa yang enak maupun
kurang royco yang terhidang di depan kita.
Percayalah kita semua luar biasa. Hanya
serangga hitam besar bertanduk yang ingin membuat kita merana, bukan sesama
kita para larva :)
:D