♠ terlahir dari rahim imajinasi yang frustasi,
♠ teracuni belerang-belerang rindu,
♠ tewas di belantara aksara sebab gagal menembus media ...

Sabtu, 17 Januari 2015

SIM Larva Kuning




Serial Larva adalah salah satu kartun yang tayang banyak kali sehari di G*****TV. Serial ini selalu ngasih kejutan di akhirnya. Tapi anehnya, rasanya tetap monoton. Apapun judulnya, apapun usaha yang dilakuin si Larva merah, selalu sia-sia, percuma dan gak ada ngaruhnya. Entah kenapa dia selalu ketiban apes, dan akhirnya selalu naas.

Pas nonton mungkin kalian akan sama kayak saya: geregetan! Kenapa tidak, kok bisa sih si tuan Larva Kuning selalu menang dalam segala hal? Selalu beruntung? Selalu dapat enaknya? Sementara di sisi lain, lihatlah, betapa nestapanya si Merah.

Sebelnya lagi, di situ gak dijelasin kenapa Larva Kuning selalu ketiban hoki. Entah dia punya pita keberuntungan, gelang ajaib, lampu ajaib, ramuan keberuntungan, mantra tolakbalak, atau pasang susuk, kali? Duuhh, gak ada penjelasan sama sekali.

Kadang membuat kita pengin nabokin yang bikin, kenapa sih si merah selalu kalah sempelah berdarah-darah(?) padahal dia sudah mengupayakan segala cara. Sampai gak tidur, sampai mau bagi makanan sama yang Kuning, sampai latihan menatap, duh segala macem deh. Kalo dipilih istilah sih, tangguh. Tapi toh itu semua gak ngefek. Selalu aja jadi yang di bawah.

Di sini seolah kita dituntut percaya sama takdir. Takdir yang selalu nampak tidak adil. Kemudian kita disuruh mendadak lumpuh sama watak. Bahwa watak tidak bisa diubah, tidak bisa diperbarui. Sekali menyebalkan tetap menyebalkan.

Hemmh. Yang kayak gini spasti pernah kita alami.

Saat kita susahpayah jengkangjengking kepalajadikaki-kakijadikepala meras keringat sanasini nyiapin iniitu selalu dikalahin sama orang yang tiap waktu ongkangongkang kongkalikong main game makan minum kayak gak punya utang gitu.

Rasanya pengin nelen orang itu hiduphidup tanpa dikecapin.

Tapi gak pernah kesampaian.

Ya, karena dia sudah di garis finish sementara kita masih muter-muter di palang start.

Rasanya kita menjadi orang yang sama sekali tak berguna bagi agama nusa dan bangsa. Rasanya pengin nyungsep seharian di balik rerimbunan bunga lalu keluar bagai kupu-kupu.

Tapii…

Kalo kita lihat lebih detail, ada hal yang selalu dilakukan oleh Larva Kuning yang (gue rasa enggak) cukup untuk membayar keberuntungan-keberuntungan itu.

Apa itu? : se-nyum. Ya, SENYUM.

Dia selalu tersenyum apapun yang terjadi.

Kemudian: Ingin tahu

Dia selalu penasaran apa yang tidak diketahuinya…

Lagi: Menikmati.

Apa yang terjadi biarlah… yang perlu dilakukan saat ini adalah menikmati, sebelum semuanya pergi dan kita menyesal.

Tapi apakah itu mudah dilakukan di zaman antahberantah ini? Tidak, tentu tidak. Jari kelingkingku saja mantap berkata tidak.

Siapapun kita sekarang, tuan larva merah atau kuning, kita sedang diuji.

Dan selamat untuk kalian para larva kuning. Dan buat kami para larva merah, mari kita selalu menunjukkan SIM (senyum, ingintahu, menikmati) kepada setiap butir peristiwa yang enak maupun kurang royco yang terhidang di depan kita.

Percayalah kita semua luar biasa. Hanya serangga hitam besar bertanduk yang ingin membuat kita merana, bukan sesama kita para larva :) :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar