kecupan kembar mendentum di selembar pagi
nyalakan pundipundi, riuhkan bangkai pelangi
jarijemari terekat di sebalik lehernyawakan fosilfosil, rangkaikan sebuket kata yang mengelewerkuhirup dalam aroma cinta setinggi tumpukan windudari sekerat senyummeski kedurhakaan kehilangan bilangkau sanjang, bahagia selalu sepadat benangbenangputih di belakang mata penuh kerutan
Lor Makam, 15 November 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar